Cara kerja turbocharger

turbo
Belakangan ini, perangkat turbocharger kian populer di kalangan pabrik mobil untuk meningkatkan kinerja mesin kendaraan yang mereka jual. Di sini kami mencoba membahas bagaimana perangkat itu bekerja. Seperti kita ketahui, proses pembakaran dalam mesin memerlukan dua unsur penting yaitu bahan bakar dan oksigen (udara). Fungsi turbo adalah menambah pasokan udara yang dibutuhkan mesin, agar proses pembakaran terjadi dengan sempurna.
Pada putaran rendah, kebutuhan oksigen untuk proses pembakaran masih bisa tercukupi dengan hanya mengandalkan kevakuman akibat langkah isap piston di dalam silinder. Namun saat mesin berputar cepat hal itu sulit terjadi.
Pasalnya, cepatnya putaran mesin ikut meningkatkan kecepatan gerak katup-katup sehingga komponen penyekat tersebut lebih cepat menutup saluran intake dalam rangka menyiapkan langkah kompresi meskipun udara yang diisap oleh mesin belum seluruhnya berhasil masuk.  Akibatnya, mesin tidak pernah bisa mencapai proses pembakaran yang sempurna. Otomatis, mesin pun tidak bisa mengeluarkan kemampuannya secara utuh.
Turbocharger ini sejatinya merupakan sebuah “pompa turbin” yang bertugas mengisap udara segar untuk kemudian dihembuskan sekuat mungkin ke saluran intake manifold mesin sehingga timbul tekanan udara.
Ketika katup intake terbuka, udara bertekanan tadi dengan cepat berpindah ke dalam ruang bakar tanpa perlu menunggu tersedot oleh kavakuman akibat langkah isap piston. Alhasil udara yang akan dimampatkan dalam silinder menjadi lebih banyak.
Ketika ia bercampur dengan uap bahan bakar kemudian dimampatkan lalu diberi percikan api dari busi, maka terjadilah ledakan energi yang mendorong piston untuk memutar poros engkol.
Untuk menyempurnakan kinerja turbocharger, biasanya pabrikan kendaraan menambah komponen intercooler — yang dipasang di antara turbocharger dan saluran intake mesin sebelum throttle body.
Intercooler berfungsi menurunkan suhu udara yang dihembuskan oleh turbocharger menuju saluran intake mesin. Udara yang lebih dingin membuat kandungan molekul oksigen menjadi lebih rapat dan padat sehingga tenaga dan efisiensi bahan bakar meningkat secara beriringan.
TURBOCHARGER mungkin kita sering mendengar istilah tersebut untuk kendaraan Diesel meskipun sebenarnya Turbocharger dapat di aplikasikan tidak hanya di mesin diesel saja, tetapi kenapa sampai saat ini Turbo Charger banyak digunakan hanya di Mesin diesel saja?? Nah itu yang akan kita bahas lebih dalam, Apa dan bagai mana serta cara kerja Trubo Charger.
Turbo Charger sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sebuah kompresor pada umumnya yang merupakan alat mekanik yang berfungsi meningkatkan tekanan fluida mampu mampat. Jika dalam pelajaran Mekanikan fluida dan rekayasa mekanika Teknik Mesin alat ini secara prinsip kerja sama dengan Pompa untuk merubah tekanan agar fluida dapat berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, akan tetapi perbedaannya pada Fluida yang di pindahkan berbeda, untuk pompa mengalirkan Fluida berupa cairan sedangkan kompresor untuk memindahkan fluida berupa gas.
Definisi TurboCharger
Turbocharger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki mesin.
Q: Lalu mengapa Turbocharger tidak diterapkan di Mesin dengan berbahan bakar bensin?
A: Karena mesin bensin memiliki rasio putaran yang tinggi oleh karena itu untuk menggunakan turbocharger  rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat tekanan kompresi maksimum dan untuk mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi pada tenaga rendah dan itu merupakan sebuah kerugian di mesin bensin.
Sedangkan kerugian ini tidak ada dalam mesin diesel diturbocharge yang dirancang khusus. Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah turbocharger membuat perbedaan yang jauh dengan keluaran tenaga total dari kedua jenis mesin.
Cara kerja Turbocharger
Gas buang dari mesin mengalir menuju ke pembuangan (muffler) dialihkan menuju sebuah turbin dengan tujuan untuk memutar sudu / baling – baling  turbin yang di hubungkan dengan shaft / poros kompresor.  Kompresor berfungsi menghisap udara dari luar dan meningkatkan tekanan udara kemudian di alirkan menuju intake manifold sehingga udara dalam ruang pembakaran menjadi bertekanan tinggi sehingga kadar udara yang masuki dalam ruang silinder menjadi lebih besar dan daya meningkat.
Seringkali mesin bekerja melebihi kapasitas sehingga kemungkinan terjadi kelebihan kompresi udara oleh karena itu turbocharger di lengkapi dengan pengatur level udara yang masuk.
Jadi pada intinya Turbocharger adalah sebuah instrumen untuk memaksa udara masuk lebih banyak kedalam ruang bakar sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar, lebih jelasnya lihat gambar.
Keuntungan Turbocharger:
1. Responsif
2. Ekonomis Bahan Bakar
3. Ramah lingkungan
4. Fun (menyenangkan)
Kekurangan Turbocharger
1. Membutuhkan perawatan ekstra terutama pelumasan
2. Menambah berat kendaraan
3. Boros Oli
Kesimpulan : Turbocharger sangat menguntungkan
Tips Perawatan Turbocharger
  • Service secara rutin
  • Menggunakan oli yang direkomendasi
  • Pilih bengkel yang benar-benar ahli dalam perawatan turbo
  • Periksa setiap kebocoran oli, suara-suara aneh dan getaran yang tidak wajar.
  • Power kurang, suara keras, asap biru atau hitam, kemungkinan mengindikasikan masalah pada mesin, bukan turbo.
 Foto Turbocharger pada Mercedes benz OH 1836
Prinsip Kerja TURBOCHARGER pada kendaraan dan tips-tipsnya
Prinsip Kerja TURBOCHARGER pada kendaraan dan tips-tipsnya
DEFINISI TURBO:
Turbo atau istilah kerennya TURBOCHARGER, merupakan sebuah kompresor gas yg digunakan untuk Induksi Paksa (Forced Induction) dari mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)(Wikipedia, nd 2010)
Turbocharger merupakan sebuah bentuk dari supercharger yg meningkatakan kepadatan udara yg memasuki mesin untuk menghasilkan tenaga lebih. sebuah Turbocharger mempunyai turbin yg ditenagai oleh kompresor dan dikendalikan oleh gas pembuangan mesin itu sendiri daripada pengendalian secara mekanis. hal ini membuat turbocharger mampu mencapai tingkat efisiensi yg lebih tinggi daripada kompresor kompresor Forced Induction tipe lain.
Pada awal mula perakitan, Turbocharger direferensikan sebagai “Turbosupercharger“. sebuah supercharger yg menggunakan compressor udara untuk diinduksikan/didorong secara paksa kedalam mesin. secara logika, menambahkan turbin untuk untuk memutar supercharger akan mengubah istilahnya menjadi “Turbosupercharger”. namun, istilah tersebut kemudian , disingkat menjadi “TurboCharger”. hal ini, membuat kebingungan karena terkadang istilah “turbosupercharger” masih sering digunakan untuk menunjukkan mesin yg menggunakan crankshaft-drive supercharger dan exhaust-driven turbocharger bersama-sama atau sering pula disebut “twincharging”.
Prinsip Kerja Turbocharger:
Sebuah Turbocharger ada sebuah kipas pompa radial yg kecil yg dikendalikan oleh energi gas buang dari sebuah mesin. sebuah Turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan compressor terpasang pada sebuah batangan (shared shaft). Turbin tersebut mengubah panas dan tekanan gas buang menjadi daya putar, yg kemudian digunakan untuk menggerakkan compressor. compressor menggerakkan aliran udara dan memompakannya kedalam intake manifold pada tekanan yg semakin meningkat. Hal tersebut menghasilkan kadar udara yg besar memasuki silinder dari setiap langkah hisap (intake stroke).
tujuan dari turbocharger kurang lebih sama dengan supercharger, untuk memperbaiki efisiensi volumetrik mesin dengan memecahkan salah satu batasan kardinalnya. tekanan udara pada atmosfir tidak lebih dari 1 atm (14,7psi), sehingga ada batas mutlak antara tekanan dalam katup masuk dan jumlah aliran udara yg memasuki ruang pembakaran. Turbocharger meningkatkan tekantan pada titik dimana udara memasuki silinder, kadar udara (oksigen) yg besar dipaksakan masuk ketika tekanan pada inlet manifold meningkat.
tambahan aliran udara membuat mesin mampu mengendalikan tekanan ruang bakar dan perbandingan bahan bakar dan udara yg seimbang saat mesin berada pada RPM tinggi. hal ini meningkatkan tenaga dan torsi yg dikeluarkan oleh mesin.
untuk menghindari detonasi dan kerusakan fisik, tekanan dalam silinder tidak boleh terlalu tinggi. untuk mencegah hal tersebut terjadi, tekanan masuk harus dikontrol oleh ventilasi yg membuang kelebihan gas. fungsi kontrol tersebut dilakukan oleh wastegate, yg mengarahkan beberapa gas buang tidak ikut mengalir ke turbin.
Cara Kerja Turbocharger:
Sebuah turbocharger secara dasar adalah sebuah pompa udara. gas buang panas yg meninggalkan mesin setelah pembakaran diarahkan langsung ke roda turbin disamping turbocharger utnuk membuat turbin tersebut berputar hingga kecepatan 230.000RPM
Roda Turbin itu terhubung oleh sebuah batang ke roda kompresor. semakin turbin berputar cepat, kompresor pun ikut berputar dengan cepat. putaran kompresor tersebut mendorong aliran udara dan mengkompres udara tersebut sebelum dipompakan ke dalam ruang pembakaran mesin.
Banyak sistem turbo yg menambahkan pendingin (Intercooler) antara kompresor dan silinder, karenan udara yg terkompres dan berputar sedemikian cepatnya dapat mencapai suhu tinggi yg ekstrim
Prinsip dasar dibalik penggunaan turbochargin cukup sederhana, namun sebuah turbocharger adalah sebuah komponen mesin yg sangat kompleks. tidak hanya komponen-komponen dalam turbocharger itu sendiri yg harus terkoordinasi secara tepat, tapi jg turbocharger dan mesin harus benar-benar cocok. jika tidak, maka dapat menghasilkan mesin yg tidak efisien dan bahkan kerusakan.
ada 4 tahap kerja yaitu :
1. HISAP (Charge Exchange Stroke)
pada mesin Diesel atau bensin injeksi, piston bergerak kebawah dan udara ditarik melalui katup masuk. dalam mesin bensin karburator, udara dicampurkan dengan bensin.
2. KOMPRESI (Power Stroke)
Ketika Piston bergerak keatas, udara atau campuran bensin dan udara di kompress
3. Ekspansi (Power Stroke)
dalam mesin bensin karburator atau injeksi, campuran bahan bakar dan udara disulut oleh busi, pada mesin Diesel, bahan bakar di injeksikan pada tekanan tinggi dan campuran udara dengan bahan bakar tersebut akan terbakar secara spontan. kemudian, ledakan tersebut mendorong piston bergerak kebawah.
4. Pembuangan (Charge Exchange Stroke)
Gas Buang dikeluarkan melalui katup pembuangan ketika piston bergerak keatas. Pada mesin dengan Turbocharger, Udara di kompress sebelum disuplai kembali ke dalam silinder selama langkah hisap. karena proses tersebut berada pada tekanan yg lebih tinggi, kadar udara yg lebih besar masuk kedalam ruang bakar sehingga bahan bakar terbakar lebih efisien. hal ini meningkatkan Power Output, memberikan torsi yg lebih besar pada top speed dibandingkan pada mesin biasa dengan volume mesin yg sama, dan mengurangi kadar emisi gas buang. beberapa mesin Diesel bisa di set up untuk menerima udara lebih namun dengan takaran solar yg sama, yg tidak hanya meningkatkan tenaga tapi juga menghasilkan gas buang yg lebih bersih.
Macam – Macam Turbo:
PARALLEL
beberapa mesin, seperti mesin jenis V, menggunakan dua turbo kecil yg identik. masing-masing dipasangkan pada aliran gas buang yg terpisah dari mesin. 2 turbo yg lebih kecil menghasilkan dorongan (boost) yg sama atau lebih (secara agregat) daripada sebuah turbo besar tunggal. karena ukurannya yg kecil, turbo jenis ini mampu mencapai RPM optimalnya dan menghasilkan dorongan yg optimal secara lebih cepat. turbo jenis ini sering dirujuk dengan nama lain Parallel Twin-Turbo system.
Daftar Kendaraan dengan Twin Turbo : Maserati Bi-turbo, Nisan GT-R, Mitsubishi 3000GT VR-4, Nissan 300ZX, BMW twin Turbo 3.0 inline 6 cylinder cars(E90, E81, E60).
SEQUENTIAL
Beberapa pembuat mobil mengatasi Turbo lag (Jeda yg terasa saat Turbo Aktif) dengan menggunakan 2 turbo kecil. penyusunan yg tipikal untuk turbo jenis ini adalah, memiliki 1 turbo yg aktif pada seluruh putaran RPM dan satu turbo yg aktif ketika RPM Tinggi. sebelum RPM tinggi tercapai, inlet gas buang dan udara dari Turbo kedua ditutup. Sequential twin-Turbo biasanya jauh lebih kompleks daripada parallel twin-turbo. Banyak Mesin-Mesin Diesel Modern menggunakan Teknologi ini untuk menghilangkan efek “Turbo Lag” dan juga mengurangi konsumsi Bahan Bakar serta Emisi Karbon.
Kelebihan dari penerapan Turbo:
1. Lebih Responsif
dalam penerapan standar, adalah hal yg realistis untuk melipatgandakan tenaga dari suatu mesin melalui turbocharger. turbocharger juga berperan mencegah hilangnya tenaga pada daerah dataran tinggi, dan memberikan keuntungan yg signifikan pada truk-truk dan mesin Off-Road yg telah ber-Turbocharger
2. Lebih Ekonomis
Turbocharger mendaur ulang energi yg dihasilkan oleh mesin kendaraan, mengubah energi bahan bakar terkonsumsi menjadi tenaga yg lebih besar dengan menciptakan friksi dan terbuangnya panas yg lebih kecil. sebagai dampaknya, mesin denga turbocharger menjadikan penggunaan bahan bakar yg lebih hemat daripada keadaan standarnya.
3. Lebih HIJAU
Karena turbocharger mengirimkan lebih banyak udara ke mesin, pembakaran bahan bakar berlangsung lebih mudah, dan lebih bersih. Mesin Mesin Diesel modern dengan turbocharger menghasilkan Emisi NOx dan CO2 yg lebih rendah 50% daripada mesin-mesin konvensional.
4 Lebih Menyenangkan
Turbocharger memberikan torsi yg lebih besar, sehingga performa kendaraan menjadi lebih ganas dan memberikan kenikmatan mengendara yg sesungguhnya
Tips Merawat Mesin TURBO:
MOBIL berperangkat mesin turbocharger adalah alternatif terbaik untuk peningkatan daya kuda (horse power), tanpa harus menambah bobot mobil. Bahkan karena ukurannya yang simpel dan proses pemasangannya yang sederhana, membuat turbo sangat populer di aftermarket.
Meski pemasangannya sederhana, namun dalam aplikasinya, turbocharger tidak bisa sembarangan dipasang. Prosesnya dibutuhkan mekanik berpengalaman dan biaya yang lumayan mahal, karena perangkat turbo terbilang mahal untuk dimiliki.
Perawatan atau maintenance mobil bermesin turbocharger juga harus tepat, karena perawatan yang benar pastinya mempengaruhi keawetan mesin si perangkat turbo. Apalagi pemasangan aplikasi turbo yang tidak benar bisa membatalkan garansi mesin pabrikan.
Pada dasarnya perawatan mesin turbocharger sama saja dengan mobil N/A atau harian. Pembedanya hanyalah frekuensi penggantian olinya, dimana mesin turbocharger harus ‘minum’ oli lebih cepat. Misal, masa pakai oli normalnya 5000 km harus segera diganti, maka untuk mobil bermesin turbo, pada jarak tempuh 4000 km, mobil harus segera menerima asupan oli.
Karena turbo bekerja pada kondisi temperatur, kecepatan dan tekanan tinggi, maka peforma optimum bisa didapat jika alat ini dioperasikan dan dirawat dengan benar. Kerusakan yang sering terjadi biasanya akibat buruknya lubrikasi, atau masuknya partikel abrasif pada oli. Sebab lain adalah lolosnya partikel berukuran besar pada aliran udara yang tersedot masuk. Juga benda-benda yang tersembur keluar dari exhaust, seperti kerak karbon, serpihan komponen mesin, dll berperan menimbulkan kerusakan.
Agar turbo bekerja sempurna, maka;
* Turbo harus di service sesuai rentang waktu yang direkomendasikan.
* Gunakan selalu oli yang direkomendasi produsen mobil
* Pilih bengkel yang benar-benar ahli dalam perawatan turbo
* Periksa setiap kebocoran oli, suara-suara aneh dan getaran yang tidak wajar.
* Power kurang, suara keras, asap biru atau hitam, kemungkinan mengindikasikan masalah pada mesin, bukan turbo
* Panaskan mesin beberapa saat, tunggu temperatur oli mesin mencapai suhu kerja optimal sebelum menggenjot pedal gas dalam-dalam untuk mengaktifkan turbo. Jangan memainkan pedal gas, karena kemungkinan lubrikan komponen turbo belum sempurna. Sebaliknya, biarkan mesin idle beberapa saat sebelum mesin dimatikan. Bila mesin dimatikan seketika, maka pasokan oli mesin ke turbo otomatis terhenti, sementara turbo masih berputar dengan kecepatan tinggi. Ini bisa menciderai bearing. Pada mesin-mesin dengan teknologi turbo terbaru, ritual seperti itu tidak perlu lagi.
* Mobil yang menggunakan turbo frekuensi penggantian olinya harus lebih cepat, misalnya masa pakai oli normalnya 5000 km harus ganti, maka untuk mobil turbo, pada km 4000 oli harus sudah diganti,
* disarankan untuk memasang Turbo Timer untuk mencegah kerusakan pada Turbo ketika mesin dimatikan setelah pemakaian.
Sebuah Turbo Timer adalah alat yg didesain untuk menjaga mesin tetap menyala selama waktu yg telah ditentukan untuk melaksanakan periode cooling-down pada turbo. hal ini dimaksudkan untuk menjaga/mencegah pemakaian atau kegagalan turbo yg prematur.
setelah pemakaian kendaraan ketika turbocharger telah bekerja keras, sangatlah penting untuk membiarkan mesin tetap menyala pada kecepatan RPM yg Idle untuk beberapa saat, hal ini dilakukan untuk mendinginkan perangkat kompresor dari temperatur gas yg rendah pada jalur gas exhaust dan intake. pada saat yg sama, pelumas di mesin jg bisa bersirkulasi dengan baik sehingga turbin tidak akan membakar pelumas yg bisa saja terjebak antara charger dan turbin pada putaran tinggi.
pada turbocharger modern, kebutuhan akan turbo timer bisa dihilangkan dengan memastikan kendaraan tidak menghasilkan dorongan (selama berkendara) untuk beberapa menit sebelum kemudian mesin dimatikan.
MERAWAT MOBIL TURBO
Beberapa mobil saat ini dilengkapi turbocharger. Seperti Isuzu Panther, Toyota Fortuner, Kijang Innova Diesel atau mobil keluaran lama seperti Fiat Uno Turbo. Tentu oerforma mesinnya jauh di atas mesin-mesin N/A (natural aspirated).
Bagaimana dengan perawatannya? Untuk service memang sama saja dengan mobil non-turbo. Padahal kebanyakan mobil Forced Induction (FI) ini dirawat seperti mobil-mobil non-turbo.
Seharusnya tidak boleh begitu. Masalahnya mesin jenis FI mendapat paksaan di system pemasukannya, jadi harus ada perawatan yang berbeda dengan mobil N/A. belum lagi as turbonya rentan rusak jika perlakuaanya salah.
Seharusnya mobil turbo diberi pelumas yang khusus buat mobil turbo. Cirri oli untuk mesin turbo selalu diberi embel-embel turbo pada kemasannya. Yang biasanya oli ini mampu menahan suhu tinggi dari turbo.
Kenapa mobil tubo harus menggunakan oli spesifikasi khusus. Karena oli mesin mobil juga digunakan sebagai pelumas turbo. Jadi dari engine pelumas bersirkulasi masuk ke turbo untuk melumasi as impeller dan keluar lagi menuju mesin.
Padahal suhu turbin wheel sangat tinggi. Tanpa pelumas khusus turbo cepat terjadi penguapan dan merusak kualitas oli
Selain dari sisi pelumas, mobil berturbo umumnya dilengkapi dengan turbo timer, jadi ketika kontak pada posisi off mesin terus hidup sampai beberapa detik. Sesuai dengan settingan turbo timer umumnya diatas 20 detik.
Hal ini digunakan sebagai jeda waktu agar suhu pelumas saat mesin ketika dimatikan tidak terlalu tinggi. Supaya suhu oli turun dulu. Untuk mengawetkan turbo. Bagaimana jika mobil tidak dilengkapi turbo timer? Usahakan sesaat sebelum mobil dimatikan alangkah baiknya mesin dalam keadaan stasioner 15-20 detik baru kemudian mesin dimatikan. Hal tersebut sama dengan turbo timer tadi, Cuma sistemnya tidak otomatis melainkan manual.
TIPS MEMIILIH OLI yg TEPAT
Sejauh mana anda mengenal pelumas / oli yang sering anda pakai untuk ganti oli setiap 2-3 bulan atau bahkan tiap bulan pada kendaraan anda?
Kebanyakan dari kita memilih oli hanya berdasarkan parameter SAE yang disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan kita yang biasanya tertulis 5W50, 15W50, 15W40, dst. padahal ada hal lain yang tak kalah penting untuk mengetahui KUALITAS dari pelumas yang kita gunakan yaitu sertifikasi API (American Petroleum Institute), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d’ Automobiles), ILSAC (Eropa), JASO (Japan Automotive Standard Organization) dan beberapa sertifikasi lain yang dikeluarkan khusus oleh perusahaan manufaktur/produsen untuk melegitimasi penggunaan pelumas tersebut atau yang berarti bahwa pelumas tersebut telah diuji dan dinyatakan disetujui atau approved oleh produsen untuk digunakan pada kendaraan produksi mereka.
FUNGSI OLI
Pada umumnya kita beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni antara lain sebagai Pendingin, Pelindung dari Karat, Pembersih dan Penutup Celah pada Dinding Mesin.
Semua Fungsi tersebut adalah sangat erat berkaitan, sebagai Pelumas, Oli akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.
Selain itu Oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli.
MEMILIH OLI
Semakin banyaknya pilihan oli saat ini, tentunya akan membuat kita sedikit bingung, karena semua produsen oli pasti mengatakan oli mereka yang paling bagus. Namun ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan acuan antara lain, kenali karakter kendaraan anda, spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas anda berkendaraan (suhu, kelembaban udara, debu, dsbnya.).
PERHATIKAN PERUNTUKAN DAN KUALITAS PELUMAS
Perhatikan peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin, atau diesel, 2 tak atau 4 tak, peralatan industri, dan sebagainya.
Kualitas dari oli sendiri pada umumnya ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. Contoh API: SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua menunjukkan nilai kualitas oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern.
Ada dua kelompok kategori API service yaitu:
1. Kategori API Service untuk pelumas kendaraan berbahan bakar bensin
2. Kategori API Service untuk pelumas kendaraan bermesin diesel
API SERVICE PELUMAS MESIN MOBIL BERBAHAN BAKAR BENSIN
– SL = dapat dipakai untuk semua mesin mobil berteknologi baru
dan sebelumnya. Diperkenalkan pada tanggal 1 juli 2001, Pelumas berkategori SL dirancang untuk memberikan kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik dan dirancang untuk penggunaan pelumas yang lebih irit. Pada beberapa oli telah memenuhi sertifikasi ILSAC atau kualifikasi sebagai hemat energi
– SJ = untuk mesin kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya
– SH = untuk mesin kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya
– SG = untuk mesin kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya
– SF = untuk mesin kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya
– SE = untuk mesin kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya
– SD = untuk mesin kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya
– SC = untuk mesin kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya
– SB dan SA = sudah tidak direkomendasikan
API SERVICE PELUMAS MESIN MOBIL DIESEL
– CI-4 = Diperkenalkan pada tanggal 5 september 2002, untuk
mesin 4T, kecepatan tinggi. Diformulasikan untuk mempertahankan daya tahan mesin. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4
– CH-4 = Diperkenalkan pada tahun 1998, untuk mesin 4T,
kecepatan tinggi. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, dan CG-4
– CG-4 = Diperkenalkan pada tahun 1995, untuk mesin 4T, beban
berat, kecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur 0.5%. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, dan CF-4
– CF-4 = Diperkenalkan pada tahun 1990, untuk mesin 4T kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, dan CE
– CF-2 = Diperkenakan tahun 1994, untuk mesin beban berat 2T,
Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD-II
– CF = Diperkenalkan pada tahun 1994, untuk kendaraan off-road,
mesin diesel indirect-injection dan mesin diesel lainnya yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur diatas 0.05%. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD
– CE = Diperkenalkan pada tahun 1987, untuk mesin 4T, kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CC, dan CD
– CD-II = Diperkenalkan pada tahun 1987 untuk mesin 2T
– CD Diperkenalkan pada tahun 1955. Untuk mesin turbocharger
maupun gas buang biasa
– CC = untuk mesin yang diperkenalkan pada tahun 1961
– CB dan CA = sudah tidak direkomendasikan
API SERVICE PELUMAS MESIN SEPEDA MOTOR
Untuk API Service mesin sepeda motor hampir sama dengan API Service pada mobil yaitu menggunakan kode S, tapi sampai saat ini API Service tertinggi yang beredar baru sampai SJ.
Disamping API Service, pada umumnya oli sepeda motor juga memiliki sertifikasi JASO yang dikeluarkan oleh organisasi standar otomotif Jepang. Terdapat beberapa kategori:
Kode F: keluar sekitar awal tahun 90-an dimulai dengan kode FA lalu FB dan saat ini yang tertinggi FC. Peruntukkannya untuk oli samping. JASO FC terbuat dari bahan baku semi synthetic sehingga asapnya tipis (low
smoke) bahkan hampir tidak ada asap sama sekali (smokeless). Oli dengan JASO FC juga termasuk low emission karena debu gas buang sisa pembakaran lebih rendah dibanding JASO FB sehingga lebih ramah lingkungan. Kelebihan lain yaitu dapat meminimalisir tebentuknya kerak khususnya pada busi, puncak piston, kepala silinder hingga knalpot.
Kode M: merupakan sertifikasi baru dan saat ini baru ada kode MA.
Peruntukkannya untuk oli mesin (motor 4 tak). Oli yang memiliki sertifikasi JASO MA berarti oli tersebut sudah didukung kandungan aditif antislip kopling.
API SERVICE GANDA
Pada sebagian besar oli mobil biasanya API Servicenya ada dua. Sebagai contoh API SL/CF. Artinya: API yang pertama menunjukkan penggunaan utama oli tersebut yaitu pada mesin bensin dengan kualifikasi SL namun dalam kondisi darurat oli tersebut masih dapat digunakan pada mesin diesel dengan kualifikasi CF. Demikian pula sebaliknya.
PILIH KEKENTALAN PELUMAS YANG TEPAT
Tingkat kekentalan pelumas yang juga disebut “Viscosity-Grade” adalah ukuran kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu
Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun.
Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Oli mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli synthetic dari hasil campuran kimia. Bahan oli synthetic biasanya PAO (PolyAlphaOlefin).
Jadi oli Mineral API SL kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic API SL.
Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc, dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing) dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna.
Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun 2001 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan mineral oil) atau fully-synthetic.
Oli fully synthetic harganya bisa 2X – 4X lebih mahal dari yang semi synthetic.
Oli semi synthetic harganya bisa 2x lebih mahal dari oli mineral.
Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
PERHATIKAN KEMASAN PELUMAS DAN HINDARI PELUMAS PALSU
Belilah pelumas yang dikemas dengan baik, masih tersegel dengan rapi, terdapat identitas perusahaan dan tujuan penggunaan. Hindari pembelian barang yang sudah cacat kemasannya. Belilah pelumas pada Agen resmi atau di tempat-tempat yang dapat dipercaya menurut anda atau rekomendasi dari rekan anda.
Sekarang anda tentu lebih paham dibanding sebelumnya mengenai kualitas oli. Jadi untuk saat ini oli yang beredar di Indonesia untuk mesin bensin API service SL ke bawah sedangkan untuk mesin diesel API Service CH4 ke bawah. Sebaiknya anda menggunakan oli yang memiliki sertifikasi API yang paling tinggi karena akan memberikan hasil lebih baik bagi kendaraan anda baik dari sisi performa maupun maintenance terhadap kendaraan dalam jangka panjang.
Oli synthetic memang lebih mahal dibanding oli mineral namun kita dapat memilih semi synthetic yang lebih bagus dari oli mineral dan lebih ekonomis dari oli synthetic.
PETUNJUK SAE GRADE PELUMAS MOTOR UNTUK KENDARAAN PENUMPANG:
Grade Pelumas terbagi atas singlegrade / monograde seperti SAE 15 dan SAE 50 (digunakan pada temperatur ektrim) serta multigrade seperti SAE 5W-50 dan 15W-50 banyak digunakan (kecuali pada temperatur yang sangat panas atau sangat dingin) karena pelumas ini cukup encer untuk mengalir pada temperatur rendah dan cukup kental untuk bekerja secara memuaskan pada temperatur tinggi.
Lebih jelasnya kita gunakan ilustrasi berikut:
Ada 3 Oli, 1 multigrade, 2 monograde
Oli 1 SAE 15 (encer)
Oli 2 SAE 50 (kental)
Oli 3 SAE 15W50 (multigrade)
ketiga Oli tersebut dibawa tempat bersuhu dingin maka:
Oli 1 (SAE 15) akan lebih kental karena dingin
Oli 2 (SAE 50) dapat membeku karena asalnya sudah kental
Oli 3 (SAE15W50) kekentalannya akan sama dengan Oli 1 (SAE15)
Sekarang ketiga Oli tersebut dibawa ke tempat yang bersuhu panas, maka:
Oli 1 (SAE 15) menjadi sangat encer bahkan bisa menguap semua
Oli 2 (SAE 50) menjadi lebih encer
Oli 3 (SAE 15W50) kekentalannya sama dengan Oli 2 (SAE 50)
OLI MINERAL VS OLI SYNTHETIC
Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama ada standar APInya.
Keunggulan oli synthetic dibandingkan oli mineral :
– Lebih stabil pada temperatur tinggi (less volatile)
sehingga kadar penguapan rendah
– Mengontrol/mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
– Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
– Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi
gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
– Tahan terhadap perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama
sehingga lebih ekonomis dan efisien
– Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan
mesin lebih dingin
– Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan
mesin dari kerak
Cara kerja turbocharger Cara kerja turbocharger Reviewed by Unknown on 04.30 Rating: 5

Tidak ada komentar